Sabtu, 20 April 2019

SISTEM PENGAPIAN

SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )



            Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga
Sistim pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada akhir langkah kompresi.
Sistim pengapian yang digunakan adalah pengapian listrik, dimana untuk mengahsilkan percikan api digunakan tenaga listrik sebagai pemercik api
KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN

Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik

Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke koil

 Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik
IGNITION COIL / Koil Pengapian

Ignition Coil :
Untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt menjadi ( 20.000 – 30.000 Volt )
Agar dapat  mempertinggi tegangan listrik, pada ignition coil terdapat 2 kumparan
Kumparan Primer .
     - Menciptakan medan magnet
     - Penampang kawatnya besar
     - Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
Kumparan Sekunder.
    - Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
    - Penampang kawat kecil
    - Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )

IGNITION COIL WITH RESISTOR

 FUNGSI RESISTOR :


Untuk mengurangi penurunan tegangan pada Secundary Coil pada saat putaran mesin tinggi
Untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan primer
ADA 2 TYPE RESISTOR :
1.External resistor
2.Internal resistor

EXTERNAL RESISTOR TYPE
 INTEGRATED RESISTOR TYPE
RESISTOR
Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama agar arus yang masuk ke gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan magnet.
Koil yang dilengkapi dengan resistor, nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih kecil akibatnya arus yang masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk pembentukan medan magnet.
Putaran mesin dan tegangan pada primary coil

 OPENED MAGNETIC PATH COIL
Ada 2 cara untuk menaikkan tegangan pada gulungan sekunder
1.Dengan menambah jumlah gulungan, akibatnya koil menjadi lebih besar dan berat
2.Dengan menaikkan tegangan maupun arus input akan menyebabkan koil menjadi cepat panas.

CLOSED MAGNETIC PATH COIL
Coil jenis ini biasanya dipergunakan pada mobil yang dilengkapi dengan igniter
( pointless ignition )
Coil jenis clossed  magnetic path dengan inti besi model tertutup, dapat meningkatkan medan magnet pada inti besinya. Sehingga walaupun jumlah gulungan kawat tebaganya sama ( opened magnetic path ) tetapi outputnya menjadi jauh lebih besar
Akibatnya berat dan besarnya koil dapat dikurangi

CLOSED MAGNETIC PATH COIL PADA DAIHATSU


 Pemeriksaan :
A = Positif baterai ( dari kunci kontak ON )
B = Negatif koil ( ke platina )
C = Dari kunci kontak posisi starter melaui diode.

DIODE

Pada saat di starter, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tingi secondary coil rendah, bunga api pada busi lemah dan menjadikan mesin sulit hidup.
Guna mencegah kejadian seperti itu, pada saat posisi start arus yang mengalir ke kumparan primer di by pass tanpa melewati resistan, sehingga arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi

 DISTRIBUTOR
KONTAK PEMUTUS ( PLATINA / BREAKER POINT )

Fungsi :
Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.
Sudut pengapian :
Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B ) sampai mulai membuka pada tonjolan berikutnya ( C )

SUDUT DWEEL ( DWEEL ANGLE )
Sudut dwell :
Sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup ( A ) sampai platina mulai membuka ( C )
Pengaruh sudut dwell :
Sudut dwell besar
Celah platina kecil
Arus yang mengalir ke primer koil terlalu lama
Kemagnetan jenuh
Platina panas
Sudut dwell kecil
Celah platina lebar
Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
Kemagnetan tidak tercapai maksimum
Tegangan induksi kumparan sekunder kurang

CONDENSER
FUNGSI CONDENSER :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi

KAPASITAS CONDENSER
Kapasitas dari kondenser dapat di identifikasi dengan warna kabelnya
Hijau   0,18 Micro Farad
Kuning  0,22 Micro Farad
Biru  0,25 Micro Farad
Putih  0,27 Micro Farad
PEMAJU SAAT PENGAPIAN
GOVERNOR ADVANCER
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian berdasarkan putaran mesin
CARA KERJA :
Pada saat mesin berputar pada putaran tinggi. Maka fly weight akan mengembang berdasarkan gaya centrifugal akibat dari kecepatan berputarnya as distributor.
Pada saat fly weight mengembang akan mendorong cam plate untuk bergeser beberapa derajat mendahului as distributor. Akibatnya Camlobe akan terbawa bergeser dan menyebabkan timing  pembukaan platina menjadi maju

VACUUM ADVANCER

Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin
Cara kerja vacuum advancer :
Pada saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karena campuran udara dan bahan bakar kurus. Akibatnya pembakaran campuran udara dan bahan bakar menjadi lambat.
Agar tekanan pembakaran maksimum didapat pada 10o sesudah TMA maka timing pengapian harus dimajukan
DOUBLE VACUUM ADVANCER

Fungsi :
Untuk menurunkan kadar HC dalam gas buang pada saat mesin dalam keadaan stasioner ( idling )
Catatan :
Pada saat kita memeriksa atau menyetel timing pengapian maka selang vacuum secondary ( sub ) harus kita lepaskan.


BUSI  / SPRAK PLUG

Nilai panas Busi :
Suatu index ( harga ) yang menunjukkan jumlah panas yang dapat Dipindahkan oleh busi
Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk membuang  panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali membuang panas 



A. Busi dengan Resistor
Loncatan bunga api listrik busi, Menghasilkan electromagnetis. Dan  dapat menyebabkan gangguan pada peralatan electronic. Sehingga peralatan electronic tersebut menjadi tidak dapat berfungsi.
Busi jenis ini mempunyai tahanan dari ceramic yang dapat mencegah terjadinya penyebab gangguan.
B. Busi platinum
Busi jenis ini menggunakan platinum pada elektrode tengah dan massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & pengapiannya lebih baik
C. Busi Iridium
Busi jenis ini menggunakan Iridium pada elektrode tengah dan Platinum electrode massa
Menjadikan usia pemakaian busi lebih lama & performancenya lebih baik


KONDISISI BUSI

Kondisi Normal :
Isolator berwarna kuning atau coklat muda
 Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu – abu
Kondisi Terbakar :
Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel – partikel kecil mengkilap yang menempel
Isolator berwarna putih atau kuning
Penyebab :
Nilai oktan terlalu rendah
Campuran terlalu kurus
Knocking
Saat pengapian terlalu awal
Type busi terlalu panas
Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat kotor,  warna coklat oli mesin
Penyebab :
Ring piston aus
Bush penghantar katup / katup aus
Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass )
Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi berkerak jelaga
Penyebab :
Campuran terlalu kaya ( karburator banjir )
Type busi terlalu dingin


SAAT PENGAPIAN

Saat pengapian adalah saat busi mengeluarkan bunga api untuk memulai pembakaran, diukur dalam derajat poros engkol.
Syarat pembakaran :
Mulai dari saat pengapian sampai proses pembakaran berakhir dibutuhkan waktu tertentu ( +/- 2 milli detik )

 
GRAFIK PEMBAKARAN PADA MOTOR BENSIN

1. Saat pengapian
2. Mulai pembakaran bahan bakar
3. Tekanan maksimum pembakaran
4. Akhir pembakaran


SISTIM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Kekurangan pada sistim pengapian konvensional dibandingkan pengapian elektronik :
Berkurangnya tegangan tinggi ignition  coil pada saat putaran tinggi,
Memerlukan perawatan secara periodik  karena platina akan menjadi habis  karena terbakar oleh adanya loncatan  bunga api

Sistim pengapian elektronik :
Pada sistim pengapian elektronik bekerja tanpa menggunakan sistim mekanis
Sebagai pengganti platina digunakan satu rangkaian transistor ( Igniter )


KOMPONEN SYSTEM PENGAPIAN FULL TRANSISTOR

DIDALAM DISTRIBUTOR

Pada sistim pengapian full transistor didalam distributor terdapat :
1. SIGNAL ROTOR
Berupa rotor yang terpasang pada poros distributor dan berputar sesuai dengan putaran poros distributor, dan memiliki tonjolan sesuai dengan jumlah silinder mesin
2. SIGNAL GENERATOR
Berupa gulungan yang disebut pick-up coil, yang menghasilkan tegangan induksi karena adanya perubahan flux magnet pada saat signal rotor berputar
3. IGNITOR
Rangkaian elektronik yang berfungsi untuk meutus dan menghubungkan arus lisktrik pada primary koil
4. PICK – UP COIL
Generator yang berfungsi untuk menghasilkan arus maupun tegangan untuk mengaktifkan ignitor.
5. MAGNET PERMANEN
Sebagai sumber induksi


CARA KERJA SIGNAL GENERATOR
Gambar B. Kaki rotor mendekati mendekati inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah positif ( + )
Gambar C. Kaki rotor lurus dengan  inti pick-up coil : kemagnetan pada inti maximum tegangan = 0
Gambar D. Kaki rotor menjauhi inti pick-up coil : kemagnetan membesar ke arah negatif ( - )


KESIMPULAN GERAKAN ROTOR

IGNITER

Igniter terdiri dari 3 bagian utama :
Switching circuit , medeteksi signal pengapian dari pick-up coil
Driving circuit, memperkuat signal, memutus dan menghubungkan arus primer
Over voltage circuit atau protective circuit, pengaman kelebihan tegangan


PRINSIP KERJA RANGKAIAN
KUNCI KONTAK ON MESIN MATI :
Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah operasi transistor dengan menggunakan R1 & R2 sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir

MESIN HIDUP  ( ½ PERIODE POSITIF ) :
Jika mesin berputar, signal rotor pada distributor berputar, akibatnya pada pick-up coil dibangkitkan tegangan. Pada saat dibangkitkan tegangan positif pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” menjadi lebih besar dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “ON” arus dari primari koil dapat mengalir melalui colector ke emitor
MESIN HIDUP ( ½ PERIODE NEGATIF ) :
Pada saat dibangkitkan tegangan negatif  pada pick-up koil, tegangan tersebut akan ditambahkan pada tegangan yang sudah ada pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q” turun drastis dibawah dari tegangan operasi transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “ arus dari primari koil tidak dapat mengalir melalui colector ke emitor






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAHAN – BAKAR & PELUMAS

BAHAN – BAKAR & PELUMAS          Banyak jenis bahan – bakar dan pelumas yang digunakan pada kendaraan,  Beberapa dian...