SEJARAH MOTOR BAKAR
Sejarah motor bakar mengalami perkembangan yang menggembirakan
sejak tahun 1865. Pada tahun tersebut Lenoir mengembangkan mesin pembakaran
dalam tanpa proses kompresi .Campuran bahan bakar dihisap masuk silinder dan
dinyalakan sehingga tekanan naik, selanjutnya gas pembakaran berekspansi yang
mendorong piston. Langkah berikutnya gas pembakaran dibuang, piston kembali
bergerak menghisap campuran bahan bakar udara dengan menggunakan energi yang
tersimpan dalam roda gila. Mesin Lenoir pada tahun 1865 diproduksi sebanyak 500
buah dengan daya 1,5 hp pada putaran 100 rpm.
Gambar Mesin Lenoir
Mesin berikutnya yang lebih efesien dari mesin Lenoir adalah Otto
langen engine. Mesin ini terdiri dari piston yang tidak dihubungkan dengan
poros engkol, tetapi piston bergerak bebas secara vertikal pada proses ledakan
dan tenaga. Setelah itu, secara gravitasi piston bergerak turun dan terhubung
dengan gigi pinion diteruskan ke roda gila. Selanjutnya energi yang tersimpan
dalam roda gila digunakan oleh piston untuk energi langkah hisap. Pada langkah
hisap campuran bahan bakar udara masuk silinder untuk pembakaran.
Gambar Otto langen engin generasi pertama
Gambar Otto langen engin generasi
kedua
Konsep-konsep untuk menaikkan efisiensi mesin
pembakaran dalam terus dialakukan oleh para peneliti . Pada tahun 1862 di
Prancis, Beau de Rochas menulis prinsip dasar untuk efisiensi sistem mesin
pembakaran dalam. Adapun prinsip dasar dari mesin Rochas adalah sebagai berikut
Langkah pertama adalah langkah hisap pada waktu
piston bergerak menjauh ruang bakar. Campuran bahan bakar udara masuk ruang
bakar.
Langkah kedua adalah mengkompresi campuran
bahan bakar udara selama piston bergerak menuju ruang bakar.
Langkah ke tiga adalah penyalaan dan pembakaran,
terjadi ekspansi dan piston bergerak menjauh dari ruang bakar.
Langkah
ke empat adalah pembuangan pada waktu piston menuju ruang bakar.
Tahun
1876 oleh orang jerman Nicolas August Otto membuat mesin dengan konsep Beau de
Rochas, dan mengajukan paten atas namanya . Mulai saat itu, semua mesin yang
dibuat sama dengan mesin Otto, sehingga sampai sekarang siklus yang terkenal
adalah siklus Otto.
Gambar Prinsip kerja mesin dengan konsep Beau de
Rochas
Pada
mesin 4 langkah untuk setiap siklusnya ada satu langkah tenaga dan dua
putaran
poros engkol. Pada tahun 1881 Dugald Clerk mematenkan mesin 2
langkah
yang menghasilkan 1 langkah tenaga dalam satu putarannya. Prinsipkerjanya
mengikuti siklus otto, proses ekpansi, pembuangan dan pengisian terjadi pada
waktu piston menuju titik mati bawah, sebaliknya proses kompresi dan penyalaan
terjadi pada waktu piston menuju titik mati atas.
Pada
tahun 1892 Rudolf Diesel (Jerman), membuat konsep sekaligus membuat mesinnya
dengan prinsip penyalaan kompresi. Udara dimasukkan ke dalam silinder kemudian
dikompresi sampai temperaturnya naik. Sebelum piston mencapai titik mati atas,
bahan bakar disemprotkan sehingga terjadi proses pencampuran dengan udara
bertemperatur tinggi. Karena temperatur nyala bahan bakar tercapai, terjadilah
proses penyalaan sendiri, selanjutnya berlangsung proses pembakaran. Langkah
tenaga terjadi pada waktu piston mulai bergerak dari titik mati atas menuju
titik mati bawah. Efisiensi mesin Diesel sekitar 26,2 % menggunakan bahan bakar
solar. Pada Gambar adalah mesin diesel
modern. Dalam perkembanganya mesin 2 langkah juga dapat diaplikasikan pada
mesin diesel
Gambar Dasar kerja dari mesin Diesel
Gambar Mesin Diesel 2
langkah
( Sumber : Buku
Konversi Energi Oleh : Drs. Marsagus S Rizal )